SURABAYA - Tiga Ksatria Airlangga kembali harumkan nama Universitas Airlangga di kancah internasional. Adalah Rifqi Dirga Syahputra, Dea Viona Ivanka, dan Diva Shitarani yang berhasil memenangkan predikat Best Presentation dalam gelaran International Jakarta Economic Forum 2022.
Mengangkat judul Solve as Strategic and Innovative Venture Capital to Support Indonesia’s Small and Medium Enterprises Amidst The COVID-19 Economy Recovery, mereka mengajukan rancangan aplikasi untuk menarik investor agar berinvestasi di sektor UMKM.
Dirga, selaku ketua tim mengaku bahwa ide aplikasi itu diambil dari aplikasi Santara dan Star Engine yang memiliki kemiripan mekanisme dengan Solve, aplikasi yang mereka ajukan dalam tulisan mereka.
Baca juga:
STTAL Ciptakan Prototipe Drone Dua Media
|
“Kita (membahas) tentang investasi, membahas isu sosial, dan kita ingin adanya leadership. Makanya kita bikin Social and Leadership Investment Solve, ” jelas Dirga, Jum'at (18/3/2022).
Kompetisi yang diadakan oleh Indonesia Banking School itu memakan waktu lima bulan dari awal registrasi hingga pengumuman pemenang. Registrasi, pengumpulan, dan penjurian abstrak berlangsung pada bulan November 2021.
Setelahnya, tim yang dinyatakan lolos pada bulan Desember wajib mengikuti temu teknis pada bulan yang sama. Setiap tim kemudian diberi waktu hingga bulan Februari 2022 untuk mengembangkan abstrak mereka menjadi tulisan ilmiah yang utuh. Tulisan tersebut kemudian dipresentasikan pada bulan Maret di tahun yang sama.
Berhasil melewati proses tersebut, Dirga mengatakan bahwa usaha yang mereka lalui tidaklah mudah. Dia menerangkan bahwa proses pembuatan tulisan ilmiah itu sempat vakum karena anggota timnya disibukkan dengan UAS. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat naik-turun semangat dalam mengikuti lomba tersebut.
“Awalnya semangat saat diterima abstrak tapi tiba-tiba lesu, capek karena masing-masing punya kepentingan. Tantangannya ya gimana cara kita bisa jaga niat masing-masing, ” terang Diva.Dalam mengikuti kompetisi, ketiga mahasiswa itu memiliki motivasi yang beragam.
Selain membanggakan orang tua, Diva menjelaskan bahwa program kompetisi seperti itu sangat berguna untuk dicantumkan dalam CV. Di lain sisi, Dirga berpendapat bahwa prestasi mereka itu menjadi bukti terhadap stigma mahasiswa hubungan internasional. “Ini bukti dari multidisipliner HI, ” ujar Dirga menegaskan.
Di akhir, salah seorang dari mereka memberikan pesan untuk mereka yang akan memulai karir kompetisi. Jangan takut berkompetisi dan yang paling penting adalah keinginan kita untuk memulai dan mencoba, pesan Dirga. (*)